Cari Blog Ini

Jumat, 20 Mei 2011

PERTANYAAN SEPASANG KEKASIH

PERTANYAAN SEPASANG KEKASIH
Oleh Qurotul Uyun Syarah Nadzam Ibnu Yamun
Kitab ini lazim ditemui di pesantren-pesantren tradisional salafiyah. Semoga bisa menjadi bahan untuk memperbaiki diri. Selamat menikmati

Bismillahirrohmanirrohim …..
Allohumma Sholly ‘Alaa Sayyidina Muhammad …..

Apa yang seharusnya diperbuat oleh seorang wanita terhadap calon suaminya?
Renungkanlah …. Laksanakanlah….

Sebuah nasihat sangatlah penting untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Janganlah kalian hanya bertanya tentang penghasilan, hobi atau dimana akan membangun rumah. Tanyakanlah hal-hal yg jauh lebih penting kepada calon suami.
Misalnya, sedalam apa cintanya kepada Allah …..

Berwudhu’-lah dulu, laksanakan shalat sunnat dua rakaat, mintalah Allah merengkuh anda dan mengendalikan lisan serta gerak-gerik anda. Ucapkanlah ta ’awudz, dan bismillah dengan jelas di hadapannya, lalu ajukan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sambil menggantungkan diri anda hanya kepada Allah yg telah menciptakan anda dan dia:

Dan tanyalah dia …..
1. Bagaimana anda pertama kali mengenal Allah? Tolong ceritakan sedetail mungkin…
2. Kapan pertama kali anda bertaubat yang sungguh-sungguh? Kalau boleh tahu, kesalahan apakah yang anda mintakan ampun kepada Allah waktu itu? Pernahkah anda mengulangi kesalahan itu? Apa yang akan mungkin membuat anda terjerumus lagi pada kesalahan itu di masa mendatang? (jika dia menganggap itu aib yang anda tak perlu tahu, jangan sekali-kali anda mendesaknya untuk menjawab. Tunjukkan rasa hormat anda atas pilihannya untuk tidak menjawab).
3. Adakah kesalahan kepada Allah yang selalu anda lakukan dan sampai hari ini belum anda mintakan ampun kpada Allah? Kalau boleh tahu kesalahan apakah itu? (Begitu juga yang ini)
4. Seberapa sering anda ingkar kepada Allah terutama kalau sedang sendirian? Dalam bentuk apa keingkaran anda itu? (Begitu juga yang ini)
5. Tolong ceritakan bagaimana hubungan anda dengan Allah saat ini.
6. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal mengikuti shalat fardhu berjamaah sesudah adzan berkumandang? Kenapa?
7. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal membaca Quran minimal 50 ayat per hari? Kenapa?
8. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal bangun shalat malam/ tahajjud?
9. Dalam seminggu terakhir, Berapa hari yang anda lewatkan tanpa bershodaqoh atau berinfaq untuk orang miskin dan sabilillah?
10. Tolong sebutkan 5 langkah pertama dan yang akan anda lakukan secara istiqomah untuk membangun rumah tangga yang taat kpada Allah dan Rasul-Nya? Kenapa anda memilih ke-5 langkah tersebut ? Bagaimana cara anda melaksanakannya?
11. Saya mau buka rahasia. Sebenarnya, saya sudah memiliki seorang laki-laki yang sangat saya cintai. Orangnya kalem, pintar, ganteng, dan sangat sopan. Hanya kepada dia saya memberikan cinta saya lebih dari kepada lelaki lain. Bersediakah anda mengizinkan saya melanjutkan cinta saya kepada lelaki ini, kalau anda suami saya?
(Biarkan dia salah tingkah dulu. Mungkin juga dia akan menjawab secara emosional. Perhatikan mimik wajahnya, wajah seperti itulah yang akan anda lihat setiap kali kelak anda bertengkar dan mengingatkan dia dengan ayat Allah atau hadist Rasulullah. Setelah anda merekam mimik wajahnya, barulah anda katakan…) laki-laki itu bernama Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana caranya supaya saya semakin mencintai beliau, lebih dari saya mencintai suami saya?
12. Apa saja rencana anda dalam menghidupkan sunnah nabi Muhammad Shallallohu alaihi wa sallam dalam rumah tangga yang akan anda bangun? Bagaimana anda akan melaksanakannya?
13. Ada 3 hal yang insya Allah akan selalu saya perbaiki dalam diri saya secara bersungguh-sungguh sampai saya mati yaitu ibadah, ilmu, dan amal shalih saya. Apa saran anda untuk saya?
14. Tentang Ibu anda, ceritakan sebanyak mungkin hal penting yang menurut anda perlu saya ketahui tentang beliau?
15. Sejak anda dewasa, pernahkah anda membuat beliau sangat marah? Apa sebabnya? Apa yang anda lakukan setelah itu?
16. Dalam seminggu terakhir, berapa kali anda mencium tangan dan memeluknya dengan mesra? Kalau anda tinggal kota dengan beliau, berapa kali anda menelponnya dalam seminggu terakhir? Apa kata-kata yang paling sering anda sampaikan ke beliau sebelum anda menutup telepon?
17. Jika Ibu anda melakukan kesalahan, apa yang anda lakukan untuk mengingatkannya?
18. Menurut anda, adakah hal tertentu dari ibu anda, apakah itu perkataan maupun perbuatan yang sangat mempengaruhi cara anda memperlakukan wanita, terutama kelak isteri anda? Apakah itu?
19. Jika kelak terjadi pertengkaran atau ketegangan antara Ibu dan isteri anda, apa yang akan anda lakukan?
20. Tentang Ayah anda, ceritakan hal-hal penting yang menurut anda perlu saya ketahui tentang beliau?
21. Apa saja yang menurut anda bisa menghancurkan sebuah hubungan suami isteri? Apa rencana anda untuk menghindarinya?
22. Apa saja menurut anda bisa menggagalkan sebuah rumah tangga dalam menghasilkan anak-anak yang shalih? Apa rencana anda untuk menghindarinya?
23. Tentang mencari nafkah, kalau pendapatan ekonomi rumah tangga anda kurang memadai, jenis pekerjaan apa yg sebaiknya dilakukan oleh isteri anda utk membantu mencari nafkah?
24. Ta ’adud ( menikahi lebih dari satu isteri) merupakan salah satu aturan Allah Yang Maha Sempurna, berikut syarat dan akibat -akibatnya baik untuk laki-laki dan perempuan. Apa pandangan anda tentang ta ’addud?
25. Bagaimana mati yang anda inginkan? Apa rencana-rencana anda untuk itu?

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta ’ala membuka segala sesuatu yang paling mendasar, untuk kalian ketahui tentang dia,lewat pertanyaan-pertanyaan diatas.

Tetapi ada satu hal kecil yang perlu kalian lakukan sebelum kalian bertemu dia.
Pergilah kedepan cermin, pandangilah bayangan mata anda, lalu tanyakan satu persatu pertanyaan diatas tadi kepada diri anda sendiri, dan jawablah dengan jujur.
Wallohu A’lam

CATATAN UNTUK ORANG SAKIT

Note untuk orang sakit

Sering kita menjenguk orang sakit, namun kita tidak tahu bagaimana doa yang akan kita panjatkan. Atau mungkin kita sendiri yang sakit dan butuh untuk berdoa kepada Allah. Berikut kita ulas sedikit tentang orang sakit. Saya ambil sebagian besar sumber dari kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi.

Sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadits Nabi Shallallahu alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam apabila ia menempati tempat tidurnya, maka beliau himpunkan kedua telapak tangannya kemudian ditiupnya seraya membaca pada kedua telapak tangannya tersebut “ QUL HUWALLAAHU AHAD”, “QUL A’UUDZU BIRABBIL FALAQ” dan “QUL A’UUDZU BIRABBIN NAAS”. Kemudian keduanya disapukan ke badan sedapat mungkin, dimulai dari kepala dan mukanya dan terus ke seluruh tubuhnya bagian muka. Dan hal itu beliau lakukan sebanyak tiga kali. Aisyah ra. berkata, “Manakala beliau (Nabi Shallallahu alayhi wa sallam)merasa sakit diperintahkannya aku berbuat demikian kepadanya.”

Dalam riwayat shahih lainnya juga telah diterangkan yang artinya sebagai berikut;

…. Atau Nabi Shallallahu alayhi wa sallam meniupkan kepada dirinya ketika beliau sakit menjelang wafatnya surat-surat Al Mu’awwidzah itu. Aisyah ra. berkata. “Maka manakala bertambah parah, maka akulah yang meniupnya dengan membaca surat-surat tersebut dan kuusapkan badannya dengan tangannya untuk mengambil berkah ”.

Riwayat selanjutnya dari Imam Abu Dawud yang bersumber dari Aisyah ra. yang artinya sebagai berikut:

“Sesungguhnya apabila seseorang merasakan ada sesuatu yang sakit atau ada sesuatu yang bengkak atau luka (maka) Nabi Shallallahu alayhi wa sallam membaca seperti yang demikian ini”. Sufyan bin ‘Uyainah perawi hadits ini meletakkan ibu jarinya ke tanah kemudain mengangkatnya seraya membaca:

BISMILLAAHI TURBATU ARDHINAA, BIRIIQATI BA’DHINAA YASYFI BIHII SAQIIMUNAA BI-IDZNI RABBANA

(Dengan menyebut asma Allah, debu bumi kami, dengan air ludah sebagian kami, karenanya sembuh orang yang sakit diantara kami dengan izin Tuhan kami)

Para Ulama berkata bahwa yang dimaksud dengan air ludah adalah air ludah yang dihembuskan. Dan yang dimaksud disini adalah air ludah manusia.

Dalam sebuah riwayat yang juga bersumber dari Aisyah ra. diterangkan yang artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya Nabi Shallallahu alayhi wa sallam mengungjungi keluarganya (yang sedang sakit), beliau sapukan (kepadanya) tangan kanannya seraya berdoa:

“ALLAAHUMMA RABBAN NAASI AZHIBIL BA’SA ISYFI ANTASY SYAAFII LAA SYIFAA-A ILLAA SYIFAA’UKA SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA”

(Wahai Tuhanku, Tuhan (yang memelihara) manusia, hilangkan kesusahan ini, sembuhkan dia. Engkaulah yang menyembuhkan, tidak ada suatu penyembuhan kecuali penyembuhan-Mu, sembuh yang tidak diiringi sakit lagi)

Dalam riwayat lain diterangkan yang artinya: “Beliau (Nabi Shallallahu alayhi wa sallam) mengadakan penyembuhan seraya berdoa:

“AMSIHIL BA’SA RABBAN NAASI BIYADIKASY SYIFAA-U LAA KAA SYIFA LAHU ILLA ANTA”

(hapuskan kesusahan ini, wahai Tuhan (yang memelihara) manusia, ditangan-Mulah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat membuka jalan keluar baginya kecuali Engkau)

Imam Bukhari juga telah meriwayatkan dari Anas ra. ia berkata kepada Tsabit ra. yang artinya sebagai berikut:

Maukah kubacakan kepadamu mantra penyembuhan yang dibaca Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam?” jawabnya, “tentu saja”. Ia berkata. “Bacaannya adalah sebagai berikut

“ALLAAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBAL BA’SI ISYFI ANTASY SYAAFII LAA SYAAFIYA ILLAA ANTA SYIFAA-A LAA YUGHAADIRU SAQAMAA”

(Wahai Tuhanku, Tuhan (yang memelihara) manusia, yang menghilangkan kesusahan (sakit) ini, sembuhkan ia, Engkaulah yang menyembuhkan. Tidak ada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau, sembuh yang tidak dapat meninggalkan (diiringi) sakit lain lagi)

Sedang Imam Muslim meriwayatkan dari Utsman bin Abil Ash ra. yang artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya ia mengadu kepada Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam tentang sakit yang ia rasakan pada tubuhnya, maka Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda kepadanya, “letakkan tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacalah “BISMILLAH” sebanyak tiga kali, dan bacalah:

“A’UUDZU BI’IZZATILLAAHI WA QUDRATIHII MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU”

(Aku berlindung (kepada Allah) dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan yang kudapatkan dan kutakutkan adanya) sebanyak tujuh kali

Juga riwayat Imam Muslim yang bersumber dari Sa’d bin Abi Waqash ra. ia berkata yang artinya sebagai berikut:

Nabi Shallallahu alayhi wa sallam mengunjungi aku (sewaktu sakit), lalu beliau membaca:

“ALLAAHUMMA ASYFI SA’DAN ALLAAHUMMA ASYFI SA’DAN ALLAAHUMMA ASYFI SA’DAA”

(Wahai Tuhanku, sembuhkanlah Sa’d, wahai Tuhanku, sembuhkanlah Sa’d, wahai Tuhanku, sembuhkanlah Sa’d)

Sementara Imam Abu Dawud dan Turmudzi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi Shallallahu alayhi wa sallam, beliau bersabda yang artinya sebagai berikut:

Barang siapa menjenguk orang sakit yang tidak membawa umur (penyakitnya tidak membawa kematian) lalu dibaca tujuh kali disampingnya:

“AS-ALULLAAHAL ‘AZHIM, RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIIM, AN YASYFIYAKA”

(Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan (pemelihara) Arsy yang agung, semoga Dia menyembuhkanmu)

Imam Turmudzi menganggap bahwa hadits tersebut diatas adalah hasan, sedang Al Hakum Abdillah menyebutkan di dalam kitabnya “Al Mustradak ‘Alash Shahihain” bahwa hadits tersebut adalah shahih ‘Alasy syarthil Bukhari (Shahihnya karena perawi-perawi hadits tersebut adalah perawi-perawi hadits Bukhari)

Imam Abu Dawud juga telah meriwayatkan sebuah hadits yang tidak dianggapnya sebagai hadits dhoif dari Abdullah bin ‘Amir bin Al Ash ra. ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut:

Apabila seorang lelaki datang mengunjungi orang yang sedang sakit, maka hendaklah ia (berdoa) membaca:

“ALLAAHUMMA ASYFI ‘ABDAKA YANKA-U LAKA ‘ADUWWAN AU YAMSYI LAKA ILAA SHAALATIN”

(wahai Tuhanku, sembuhkanlah hamba-Mu ini, ini akan berjihad melawan musuh (dengan gagah) karena Engkau atau akan berjalan menuju shalat karena Engkau)

Sedang Imam Turmudzi meriwayatkan sebuah hadits yang dianggapnya sebagai hadits hasan shahih dari Ali ra. ia berkata yang artinya sebagai berikut:

Ketika aku sedang sakit, maka lewatlah Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam yang kebetulan aku sedang membaca:

“ALLAAHUMMA IN KAANA AJALII QAD HADHARA FA-ARIHNII WA IN KAANA MUTA-AKHKHIRAN FARFA’NII WA IN KAANA BALAA-AN FASHABBIRNII”

(wahai Tuhanku, jika sekiranya ajalku sudah dekat waktunya, maka wafatkanlah aku untuk istirahat, tapi jika ajalku itu masih lama datangnya, maka angkatlah (derajatku) dan jika ia adalah merupakan suatu cobaan, maka jadikanlah aku sabar menghadapinya).

Maka Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda, “Bagaimana yang kamu ucapkan tadi?”. (Perawi berkata), “Maka ia pun (Ali kw) mengulang bacaan itu kepada Nabi Shallallahu alayhi wa sallam. Lalu Nabi Shallallahu alayhi wa sallam memukulnya dengan kaki seraya membaca:

“ALLAAHUMMA ‘AAFIHII”

(wahai Tuhanku, selamatkanlah dia), atau (Syu’bah, salah seorang perawi hadits ini ragu-ragu), “…ASYFIHII” (sembuhkanlah sakitnya)”

Ali kw. ia berkata, “Lalu setelah itu aku tidak merasakan sakit lagi”.

Juga riwayat Imam Turmudzi bersama Ibnu Majah dari Abu Sa’d Al-Khudri dan Abu Hurairah ra. yang artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya mereka berdua menyaksikan (hadir) dihadapan Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam, bahwa beliau bersabda “Barangsiapa membaca “LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR”.Tuhannya membenarkan ucapannya, lalu berfirman, “LAA ILAAHA ILLAA ANA WA ANA AKBAR”. Dan apabila ia membaca “LAA ILAAHA ILLALLAAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU”. Dia (Allah) pun berfirman, “LAA ILAAHA ILLAA ANA MULKU WA LIL HAMDU”. Dan jika ia membaca “LAA ILAAHA ILLALLAAHU LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH”. Dia (Allah) berfirman “LAA ILAAHA ILLAA ANA WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BII”. Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda. “Barangsiapa membacanya ketika ia sakit lalu meninggal dunia, maka api neraka tidak akan menjilatnya

Sementara Imam Muslim, Turmudzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad yang shahih yang juga bersumber dari Abu Sa’d Al Khudri ra. yang artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya Jibril kepada Nabi Shallallahu alayhi wa sallam lalu berkata, “Wahai Muhammad, apakah engkau sedang sakit?”. Nabi Shallallahu alayhi wa sallam menjawab “ya, benar”. Jibril membaca:

“BISMILLAAHI ARQIIKA MIN KULLI SYAI-IN YU’DZIIKA MIN KULLI NAFSIN AU’AINII HAASIDIN ALLAAHU YASYFIIKA BISMILLAAHI ARQIIKA”

(Dengan menyebut asma Allah, kulakukan penyembuhan kepadamu dari tiap-tiap sesuatu yang mengganggumu, dari kejahatan tiap-tiap diri dan lirikan orang yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan menyebut asma Allah aku laksanakan penyembuhan kepadamu)

Imam Turmudzi menerangkan bahwa hadits tersebut adalah hasan shahih.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. yang artinya sebagai berikut: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu alayhi wa sallam datang mengunjungi seorang arab badui yang sedang sakit. Ia (perawi) berkata, “Apabila Nabi Shallallahu alayhi wa sallam datang mengunjungi orang yang sedang sakit, beliau mengucapkan, “Ini tidak apa-apa, semoga baik insya Allah

Sedang Ibnu Sunni meriwayatkan dari Anas ra. artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya Nabi Shallallahu alayhi wa sallam datang mengunjungi seorang arab badui sewaktu ia sakit panas (badannya) lalu bersabda, “Ini adalah kaffarah (penebus dosa) dan pensucian diri dari dosa

Juga riwayat Ibnu Sunni menurut lafazh Imam Turmudzi dari Abu Umamah ra. ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut:

Cara yang paling baik sewaktu mengunjungi orang yang sedang sakit itu adalah seorang dari kalian meletakkan tangannya di atas dahi orang itu atau diletakkan diatas tangannya, lalu bertanya (kepadanya) tentang bagaimana keadaannya

Dalam riwayat Ibnu Sunni yang lain diterangkan sebagai berikut:

Sebagian dari kesempurnaan cara mengunjungi orang yang sedang sakit adalah dengan meletakkan tanganmu diatas (badan) orang yang sedang sakit itu, lalu bertanya, “bagaimana keadaanmu di waktu pagi dan sore?”.

Imam Turmudzi menerangkan bahwa sanadnyya bukan yang di atas itu.

Ibnu Sunni juga telah meriwayatkan dari Salman ra. ia berkata yang artinya sebagai berikut:

“Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam mengunjungi aku ketika sedang sakit, lalu beliau bersabda (mendoakan):

“YAA SALMANU SYAFALLAAHU SAQAMAKA WA GHAFARA DZANBAKA WA‘AAFAKA FII DIINIKA WA JISMIKA ILAA MUDDATI AJALIKA”

(Wahai Salman, semoga Allah menyembuhkan sakitmu, mengampuni dosamu dan menyelamatkan kamu dalam beragama serta selamat dirimu sampai hari wafatmu).

Riwayatnya pula yang bersumber dari Utsman bin Affan ra., ia berkata yang artinya sebagai berikut:

Ketika aku sedang sakit, datanglah Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam mengunjungi aku, maka pada suatu hari beliau membaca doa perlindungan untukku:

“BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM. U’IIDZUKA BILLAAHIL AHADISH SHAMADIL LADZII LAM YALID WALAM YUULAD WALA YAKUL LAHU KUFUWAN AHADUN MIN SYARRI MAA TAJIDU”

(Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang. Aku memohonkan perlindungan bagimu kepada Allah yang Maha Esa, yang Maha Diharapkan, yang tiada beranak, dan tiada pula diperanakkan dan tiada sesuatu yang sebanding dengan Dia, dari kejahatan yang sedang kamu dapatkan).

Lalu Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam berdiri meninggalkan tempat, beliau bersabda, “Wahai Utsman, mohonlah perlindungan dengan kalimat (seperti) itu tadi. Kapan kamu memohon perlindungan buatlah kalimat seperti itu

Sebagaimana hadits Nabi Shallallahu alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Ibnu Abbas ra. yang artinya sebagai berikut:

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam mengajarkan kepada mereka bacaan (doa) ketika sakit dengan segala macam penyakit, dank arena panas badan, yaitu:

“BISMILLAAHIL KABIIRI NA’UUDZU BILLAAHIL ‘AZHIIM MIN SYARRI ‘IRQIN NA’AARIN WA MIN SYARRI HARRIN NAAR”

(Dengan menyebut asma Allah yang Maha Besar, aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung dari sakitnya darah mengalir (luka) dan dari buruknya panas api neraka)

Imam Nawawi ra. menjelaskan bahwa sebaiknya orang yang sedang sakit ini membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas, dan Mu’awwidzatain yang kesemuanya itu diperuntukkan bagi dirinya, setelah itu ditiupkan ke telapak tangannya sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya.

Hendaknya orang yang sakit tidak hanya didoakan, namun juga diberi motivasi.

Sebagaiman sabda Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam yang telah diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang dha’if (tapi menurut Imam Nawawi boleh digunakan, karena merupakan fadha’ilul amal) dari Abu Sa’d Al Khudri ra. sebagai berikut:

Apabila kalian datang mengunjungi orang sakit, maka hiburlah ia dengan lanjut usia. Memang hiburang itu tidak akan menolak (ketentuan Allah) sedikit pun dan (sebaliknya) menyenangkan jiwa (hati)nya”.

Sebenarnya hadits tersebut telah dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang terdapat pada bagian “Doa Bagi Orang Yang Sakit”: yang dibaca disamping orang-orang yang sakit…, yakni, “Ini tidak apa-apa, malah mensucika (dosa), insya Allah”.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Ibnu Sunni dengan sanad dha’if dari Anas ra. ia berkata yang artinya sebagai berikut:

Nabi Shallallahu alayhi wa sallam datang menjenguk seorang laki-laki (yang sedang sakit) lalu beliau bersabda, “Apakah ada sesuatu yang kau inginkan, ingin roti?”. Orang itu menjawab, “Ya”, lalu Nabi Shallallahu alayhi wa sallam mencarikannya untuk orang itu”.

Imam Turmudzi dan Ibnu Majah juga telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra. ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda sebagai berikut:

Janganlah kalian memaksakan suatu makanan kepada orang-orang sakit diantara kalian, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberi makan dan minum kepada mereka

Imam Turmudzi menganggap bahwa hadits tersebut adalah hadits hasan.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Zubair yang meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi Shallallahu alayhi wa sallam bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah, penyakit itu akan sembuh

Dalam Shahihain (Shahih Bukhari-Muslim) dari Ata’ yang meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Nabi Shallallahu alayhi wa sallam bersabda, “Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya”.

Dalam Musnad (oleh Imam Ahmad bin Hanbal), dari Ibnu Mas’ud ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah menurunkan obatnya. Orang yang mencari obatnya, ia pasti mendapatkannya, sedangkan orang yang mengabaikannya, ia tidak akan mendapatkannya

Demikian berbagai petunjuk dari Al Hadi Al Musthofa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam, semoga dapat membantu kita yang sedang sakit atau kerabat yang sedang sakit. Mohon maaf bila terlalu panjang, mohon maaf bila ada terjemahan yang salah, mohon maaf bila tidak mencantumkan huruf arabnya (belum bisa mengetik menggunakan font arab). Tulisan ini pada Microsoft word 2007 menghabiskan 10 halaman A4 dengan spasi 1,5, margin APA, font 12.

Wallahul muwaffiq